Dibilang Cuma Kerja Pabrik, Padahal Mental & Fisik Kami Sering Terkuras Habis!

Pernah nggak sih, kamu baru aja selesai shift malam, udah pengen rebahan seharian penuh, tapi tiba-tiba dikabarin harus gantiin teman yang nggak masuk di shift siang? Rasanya? Antara pengen marah, bingung, tapi tetap jalan juga karena ya… siapa lagi yang bisa diandalkan?
Kerja di bagian produksi itu emang nggak gampang. Banyak orang di luar sana mengira kerja pabrik itu cuma soal berdiri, angkat barang, cek mesin. Tapi mereka lupa satu hal: beban mental yang nggak kelihatan.
Bayangkan ini: shift yang tiba-tiba berubah, rekan kerja nggak masuk tanpa pemberitahuan, target produksi yang makin hari makin tinggi, mesin yang error mendadak, dan kamu tetap harus siap siaga. Istirahat nggak menentu, tidur jadi terganggu, dan kepala selalu penuh pikiran soal kerjaan. Kalau ini bukan tekanan mental, terus apa?
Kondisi ini bukan cerita satu-dua orang. Banyak pekerja produksi mengalami hal yang sama, tapi jarang ada yang benar-benar mendengarkan. Bahkan kadang kita sendiri jadi menganggap “ya udahlah, emang beginilah kerjaan kita”. Tapi sampai kapan?
Masalahnya bukan cuma soal lelah, tapi soal hak sebagai manusia kerja. Kita butuh waktu istirahat yang cukup, jadwal kerja yang adil, dan sistem yang menghargai keseimbangan hidup. Bukan terus-terusan jadi cadangan dadakan yang dipanggil seenaknya tanpa pertimbangan.
Buat kamu yang pernah (atau sering) ngalamin hal ini, kamu nggak sendiri. Artikel ini ditulis buat kamu. Buat teman-teman produksi yang sering dipaksa kuat, padahal sudah di ambang batas.
Dan kalau kamu ngerasa relate banget sama tulisan ini, coba share ke grup kerja, ke rekan satu shift, atau bahkan ke atasanmu. Biar makin banyak yang sadar, bahwa kerja produksi itu butuh fisik kuat, tapi juga mental yang sehat.
Setuju? Share ke teman-teman kamu biar makin banyak yang tahu keadaan kamu.
Follow juga Instagram kami di >>> @Tridinamika.official