Ada 1,7 Juta Peluang Kerja Baru! Ini Rahasia Energi Nasional

Angka yang cukup menggoda: 1,7 juta. Bukan jumlah penduduk kota kecil, tapi potensi lapangan kerja yang bisa tercipta dari program energi terbarukan nasional. Pemerintah mengklaim, dalam skema transisi energi yang tengah digenjot, jutaan tenaga kerja akan terserap dari berbagai sektor.
Bukan sekadar angan. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, proyek-proyek energi bersih seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), bioenergi, panas bumi, dan tenaga angin mulai berjalan di sejumlah titik. Dari proyek-proyek ini, terbuka peluang kerja untuk teknisi, ahli kelistrikan, operator lapangan, hingga pelaku UMKM energi.
“Kami targetkan transisi energi ini bukan hanya soal pengurangan emisi, tapi juga penciptaan nilai ekonomi yang konkret bagi masyarakat,” ujar Dirjen EBTKE ESDM, Dadan Kusdiana.
Hingga triwulan pertama 2025, tercatat lebih dari 180 proyek energi baru dan terbarukan (EBT) sedang dalam tahap pembangunan maupun persiapan konstruksi. Salah satunya PLTS terapung Cirata di Jawa Barat yang digadang-gadang jadi proyek surya terapung terbesar di Asia Tenggara.
Tak hanya proyek skala besar, pemerintah juga menggandeng koperasi dan pelaku usaha kecil dalam program “Energi Desa Mandiri”, yang mulai dijalankan di NTT, NTB, dan Papua. Peluang kerja muncul dari proses produksi biopelet, instalasi panel surya rumah tangga, hingga pelatihan teknis di tingkat lokal.
Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, hingga 2040, sektor EBT bisa menyerap 1,7 juta tenaga kerja baru, dengan catatan ekosistem pendukung terus dibangun. Termasuk pelatihan SDM, insentif investasi, dan distribusi proyek yang merata.
Namun, jalan tak selalu mulus. Tantangan terbesar ada pada kesiapan tenaga kerja dan industri lokal. “Kami butuh tenaga terampil dalam jumlah besar dalam waktu cepat. Maka pelatihan dan kemitraan dengan institusi pendidikan sangat krusial,” ujar Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa.
Di tengah tantangan, kabar baik tetap berdatangan. Investasi swasta di sektor EBT meningkat 18% sepanjang 2024, dengan tren yang terus naik. Beberapa investor dari Jepang dan Eropa bahkan mulai menjajaki proyek off-grid di daerah kepulauan.
Dengan ekosistem yang terus bertumbuh, jalan menuju transisi energi kian nyata. Dan bersama itu, jutaan peluang kerja siap terbuka, menandai bahwa energi hijau bukan sekadar jargon, tapi juga masa depan ekonomi Indonesia.