Asap rokok dapat mengakibatkan gangguan pertahanan saluran napas pada setiap orang termasuk pada anak-anak. 

Apabila pertahanan saluran pernapasan terganggu, akibatnya anak jadi lebih mudah dan sering mengalami infeksi saluran pernapasan, baik saluran nafas atas (pilek, batuk, radang tenggorokan, dan radang amandel) maupun saluran nafas bawah (infeksi paru-paru/pneumonia atau disebut juga sebagai paru-paru basah). 

Jika anak sering mengalami infeksi, pertumbuhan anak menjadi turut terkena dampaknya, anak menjadi kurang nafsu makan sehingga berat badan cenderung sulit naik. 

Selain itu jika anak sering mengalami infeksi saluran nafas atas, ia juga akan mengalami peningkatan risiko terjadinya infeksi pada telinga yang ditandai dengan nyeri telinga, keluar cairan dari telinga, dan gendang telinga yang berlubang. 

Hal ini terjadi karena saluran yang menghubungkan saluran napas dan telinga (saluran eustachius) pada anak-anak cenderung lebih pendek dan lebih landai, sehingga memudahkan penyebaran infeksi dari saluran napas ke telinga tengah. 

Asap rokok juga dapat mencetuskan terjadinya asma pada anak.

Pada kasus yang berat, infeksi yang terjadi pada anak akibat asap rokok jika tidak ditangani juga dapat menimbulkan penyebaran ke selaput otak, sehingga menimbulkan peradangan selaput otak, atau disebut sebagai meningitis.

Melihat banyaknya dampak negatif dari paparan asap rokok pada balita, maka sangat disarankan agar menjauhkan anak dari asap rokok.

Hindari adanya orang yang merokok di dalam rumah. 

Selain itu, jika ada orang yang merokok hendak bermain dengan anak tersebut, sarankan agar mengganti baju dan mencuci muka, mulut, dan tangan terlebih dahulu, karena asap rokok masih sangat mungkin menempel di serat baju perokok tersebut dan masih dapat terhirup oleh anak.